Kamis, 25 Oktober 2012

PRINSIP PEBISNIS


Hari Kamis, saya bertemu seorang PEBISNIS SEJATI, menurut saya. Saya kenal dia sudah lama, tapi hanya bincang by call, ataupun kalaupun ketemu hanya 5 menit saja, trus dia pergi ada urusan, tetapi hari ini dia bercakap banyak mengenai FIGUR dia.

Saya bercakap panjang lebar, trus saya tanya, Pak oni, bapak menjadi pengusaha ini sudah berapa lama dan bagaimana kiprah bapak??

Dia bilang, saya dulu sama seperti anda, ikut orang, tetapi dasarnya saya paling tidak suka diperintah lewat 1 tahun cari pengalaman sebagai karyawan proyek, saya mencoba membuka pikiran untuk membuka usaha arsitek kecil-kecilan. Dulu saya punya rumah separuh dari ini mas, trus lama-kelamaan usaha saya ramai dan semakin maju dan berkembang. Saya hijrah ke kota terpadat di Jawa Barat (DKI Jakarta). Alhamdulillah semakin Gila bisnis saya di sana. Orderan proyeknya gak tanggung-tanggung mas, per orang minim 1miliar.

Gila, kaya bener orang Jakarta.

Saya savekan beberapa tabungan saya untuk beli tanah di Balesklumprik dan saya bikin galangan, trus nambah ke proyek pembuatan batako dan paving. Lumayan ramai juga, Lalu setengah lahannya lagi saya coba francise dengan alfamart. rp.650juta mas masuk buat bangun rumah plus francise alfamartnya.

(Pikir saya (Penulis), harus saya bilang wow gitu? bayangin beli tanah di Balesklumprik berapa?? buka galangan berapa plus isinya?? beli alat dan mesin presnya berapa?? udah pokoknya batin saya bilang wow, anda sangat luar biasa.)

Sekarang beliau pingin buka usaha RETAURANT di Jakarta. Sewa tanahnya Rp.100juta mas setahun. Saya   ingin rasto saya enak dan ramai. Saya uang gak pusing sekarang, tinggal call kantor-kantor saya lalu uang dikirim, nah bereskan. 

Saya dulu gak seperti sekarang mas . Saya dulu pemarah dan work overtime samapi pagi. PERAS WAKTU, TENAGA DAN PIKIRAN.
Sekarang saya udah tua mas di usia 38 tahun ini.

(Hadeh usia 38 tahun dia bilang udah tua, mmm hebat, pikiran dia tua bangets, hehehe)
Saya tanya beliau, Pak kunci sukses apa ya? saya sendiri mau melangkah panjang tetapi selalu dibayangi  rasa ketakutan dan kegagalan. 

"Mas, saya kasih kuncinya ya. Ada cerita/ kisah/ bahkan prinsip  Bisnisman:
1. Ada yang menganut paham eropa kuno, saya datang, melihat dan menang. Intinya semua usaha dihitung dengan benar, mulai dari tanah, akar, batang, daun, iklim, air, kelembaban, lingkungan, dan banyak lagi.
2. Faham braveheart. Semua dilakukan dengan bekal apa adanya, pokok maju. Istilahe kalo perang kita gak tau musuhnya, pokok maju. Memang mas faham yang kedua ini banyak pengorbanan, tapi kita pasti tahu keuntungan, kerugian, kekuatan, kelemahan, ketangguhan dan kelembutan."

Nah, mas Oka sekarang mau ikut yang mana? Bekalnya apa? Keberaniannya dimana? Jangan lupa mas, ALLAH pasti mendengar suara batin terdalam, keinginan dan harapan dari hamba-hambaNya...

hehehe. mmm... 
Maaf  mas, aku gak bisa berlama-lama ya, mau bayar pajak nih....

Hadeh, super suibuk, tetapi yah lumayan dapat ilmu yang barokah dan bisa saya sharing dengan rekan-rekan.


Oka Rintis_Jay

Senin, 22 Oktober 2012

Dilema 1

Hi,

Ada pikiran yang mengganjal...

Bagaimana saya memulainya?? Sebenarnya ini kembali lagi pada Perusahaan tempat saya bekerja. Pada mulanya it's okay akan tetapi lama kelamaan, Perusahaan tempat saya bekerja sudah sangat tidak nyaman bahkan sangat amat mengusik pribadi saya. Well namanya manusia harapannya bisa maju dan tumbuh serta berkembang bersama Perusahaan impian, tetapi...

Bayangkan berapa banyak waktu yang telah dilalui, berapa banyak pengorbanan yang diberikan, berapa banyak peluang yang diabaikan, aduh... kalo dipikir bisa-bisa stress sendiri nih saya.

Apakah pikiran kita sama dengan perusahaan??

Bad thinking, itulah yang terjadi. Dimana-mana pasti seperti itu apalagi Perusahaan berpikir:

  1. Pertama orang baru pastilah loyal, dengan ini perusahaan memetik keuntungan dengan memberi sedikit upah dan bertambah sedikit demi sedikit setiap  bulannya hingga mencapai masa percobaan 3 sampai 6 bulan dan mungkin kemudian diangkat atau masa percobaan ditambah 1 tahun lagi.
  2. Dalam masa 1 tahun percobaan ditambah dengan diputar-putar wilayah/ area penguasaannya, dengan harapan karyawan layak tidak seperti "Grade yang diharapkan perusahaan". Dan bila sampaipun lolos pasti memasuki masa 2 tahun.
  3. Inilah yang ditunggu-tunggu "Pengangkatan Jenderal Baru" hehehe. Dalam masa ini tantangannya mampu atau tidak untuk bertahan dengan kondisi apapun dari "fisik dan nonfisik Perusahaan"? Dikejar-kejar dengan target yang tinggi, presure yang luar biasa, bahkan yang parah "SP", yang seakan-akan menjadi momok seorang karyawan tetap. (Cuek aja, ah!!!)
  4. Perubahan perhitungan insentif yang mendadak dan parahnya itu semua  tidak tertulis dari Perusahaan, apakah kita tau kalau perusahaan yang kita naungi sedang "Sakit parah"? Banyaknya korupsi, manipulasi data dan gaji, GAP antara agama, suku, ras?? mungkin yang parah lagi laporan SPT tahunan yang tidak sesuai dengan slip gaji yang kita terima setiap bulan. Hadeh... Capek deh, apakah ini petaka dan bencana serta musibah dari kearogansian sistem yanng tidak benar? ataukah "Perbuatan iseng para Manajerial"? ataukah "Tanda akhir zaman, eh.. akhir Perusahaan??"

fuiuh.... ngacemes aja...

Sebenarnya seorang karyawan adalah tonggak kokoh berdiri dan majunya sebuah Perusahaan, bilamana Perusahaan ambil potong dan sikat saja terhadap karyawan maka akan berimabas pada konsumennya juga.  Gak percaya??
Coba semisal ada seorang marketing, kinerja baik, skill oke, presentasi bagus, tapi perusahaan tidak punya banyak dana untuk hal semacam ini dan akhirnya PHK masal, akibatnya... ya konsumen hasil jerih mereka pasti akan ikut merasakan juga, dengan mudahnya kepercayaan konsumen kepada marketing tadi tumbuh, karena cara care yang baik dan luar biasa.... dan mereka akan dengan mudahnya ikut, apa yang dijual/ dipresentasikan marketing tadi.

Apakah dengan menambah atau mengganti dengan karyawan baru semua sistem bisa seolah dan seakan dimanipulasi???

Yang jelas dengan mengganti dengan karyawan baru Perusahaan bisa menghemat biaya operasionalnya, dengan mengikuti aturan main yang baru dan yang akhirnya dipaksakan juga untuk karyawan lama...

Hahahahahahahahaha, bodoh bangets tetapi cerdik dan pinter banget mengakali orang.

Apakah harus diacungi jempol/ bogem mentah???
Apakah "Orang pinter dan para mbah dukun" bisa membantu???

Hahahaha

cy
goodnight